Perjalanan Mengunjungi Makam Syech Kholil |
Menuntut ilmu merupakan bagian dari perintah agama, karena dengan ilmu, peradaban akan semakin maju dan berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, para ulama mencoba bangkit dengan sebuah pergerakan, dimana pendidikan pesantren sebagai basisnya.
Sumber ilmu tidak dapat hanya dipelajari di satu titik dan membutuhkan kerja keras. Itulah yang dapat dipelajari dari perjalanan Syech Kholil atau Syaikhona Kholil. Pada mulanya Beliau dididik dasar - dasar ilmu agama (akidah, syariah dan akhlak) oleh ayahnya sendiri, Kiai Abdul Latif.
Kemudian Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, dimana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, kadang dibawah pohon, dipinggir sungai atau di atas bukit.
Kemudian Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, dimana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, kadang dibawah pohon, dipinggir sungai atau di atas bukit.
Makam Syech Kholil di desa Mertajasah, Bangkalan, Madura |
Dalam proses belajar tersebut telah menjadikan Syech Kholil atau Syaikhona Kholil menguasai dasar ilmu agama yang bersumber kepada kitab klasik serta dasar ilmu lahir dan batin. Masa belajar Syech Kholil atau Syaikhona Kholilditempuh dalam kurun waktu 6 tahun, dimulai sekitar 1852 sampai 1858 M.
Selanjutnya, Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmunya ke Mekkah di tahun 1859 M. Setibanya disana Beliau bergabung dengan Syekh Abdur Rouf Singkeli, KH. Asnawi Banten, Syaikh Nahrawi, KH. Asnawi Kudus, Syaikh Abdul Ghoni, Bima dan yang lainnya.
Guru terakhir Syech Kholil atau Syaikhona Kholil adalah seorang ulama Mekkah yang tuna netra dan memiliki ketajaman batin , Syaikh Ali Rahbini. Oleh gurunya tersebut, Syech Kholil atau Syaikhona Kholildiminta pulang ke tanah kelahirannya untuk menyebar ilmu kepada umat.
Atas dasar patuh kepada titah gurunya maka Syech Kholil atau Syaikhona Kholil pulang kembali ke kampung halaman di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Guru terakhir Syech Kholil atau Syaikhona Kholil adalah seorang ulama Mekkah yang tuna netra dan memiliki ketajaman batin , Syaikh Ali Rahbini. Oleh gurunya tersebut, Syech Kholil atau Syaikhona Kholildiminta pulang ke tanah kelahirannya untuk menyebar ilmu kepada umat.
Atas dasar patuh kepada titah gurunya maka Syech Kholil atau Syaikhona Kholil pulang kembali ke kampung halaman di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
No comments:
Post a Comment