Foto diri Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya |
Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya adalah mufti Betawi yang saya kenal ketika membaca buku Ulama Betawi : Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan Kontribusinya terhadap Perkembangan Islam Abad ke 19 dan 20 karya Ahmad Fadli HS, M.si.
Wali Allah ini besar sekali kontribusinya terhadap Islam di Nusantara. Dalam tulisannya di harian De Locomotif edisi 11 Juli 1890, Snouck Hurgonje menulis, ”Beberapa waktu lalu kami telah minta perhatian terhadap buah karya baru Sayyid Uthman dari Betawi yang tak kenal lelah, yaitu serangkaian pelajaran yang berguna yang ditujukannya buat orang-orang sebangsanya yang bermukim di sini; dan untuk tujuan tersebut ditempelkannya di berbagai mesjid Betawi.
Pena dan mesin cetak litografi Syaid Usman telah menghasilkan karya yang besar.” Letak makam dari waliyuallah ini adalah di Jalan Mesjid abidin (Jalan Perkebunan 4 apabila di cari di googlemaps), Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Sayyid Usman bin Yahya lahir di Pekojan, Jakarta Barat pada tanggal 17 Rabi’ul Awwal 1238 H atau 1822 M. Ayahnya adalah Abdullah bin Aqil bin Syech bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya.
Sedangkan ibunya adalah Aminah binti Syekh Abdurahman Al-Misri. Beliau pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama 7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya.
Guru utama beliau adalah ayahnya sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid Ahmad Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 berangkat pula ke Hadramaut untuk balajar pada guru-gurunya :
1.Syekh Abdullah bin Husein bin Thahir
2.Habib Abdullah bin Umar bin Yahya
3. Habib Alwi bin Saggaf Al-Jufri
4.Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahar.
Sedangkan ibunya adalah Aminah binti Syekh Abdurahman Al-Misri. Beliau pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama 7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya.
Guru utama beliau adalah ayahnya sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid Ahmad Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 berangkat pula ke Hadramaut untuk balajar pada guru-gurunya :
1.Syekh Abdullah bin Husein bin Thahir
2.Habib Abdullah bin Umar bin Yahya
3. Habib Alwi bin Saggaf Al-Jufri
4.Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahar.
Pintu Masuk Makam Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya |
Dari Hadramaut Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya berangkat ke Mesir dan belajar di Kairo walaupun hanya untuk 8 bulan. Kemudian Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya meneruskan perjalanan lagi ke Tunis ( berguru pada Syekh Abdullah Basya ), Aljazair ( belajar pada Syekh Abdurahman Al-Magribhi ), Istanbul, Persia dan Syiria.
Maksud beliau berpergian dari satu negeri ke negeri lain adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu seperti ilmu fiqh, tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu kembali ke Hadramaut.
Maksud beliau berpergian dari satu negeri ke negeri lain adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu seperti ilmu fiqh, tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu kembali ke Hadramaut.
Tahun 1862 M./1279 H. kembali ke Batavia dan menetap di Batavia hingga wafat pada tahun 1331 H./1913 M. Al-Habib Usman bin Yahya diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Voor Inlandsche Zaken.
Disana Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya digaji 100 gulden sebulan atau 1/7 dari gaji Snouck Hurgonje. Ia terlibat politik sebagai penasehat pemerintah Belanda dan menjaladi hubungan dengan Snoucj Hurgonje, L.W.C Van Den Berg dan K.F Holle.
Disana Sayyid Usman bin Aqil bin Yahya digaji 100 gulden sebulan atau 1/7 dari gaji Snouck Hurgonje. Ia terlibat politik sebagai penasehat pemerintah Belanda dan menjaladi hubungan dengan Snoucj Hurgonje, L.W.C Van Den Berg dan K.F Holle.
Habib Abdul Qodir bin Usman bin Muhammad Banahsan |
No comments:
Post a Comment