Peta Lokasi Komplek Makam Troloyo |
Sejarah Makam Islam tua, Troloyo atau makam kuno, Tralaya Mojokerto bukanlah sejarah yang diajarkan dibangku sekolah. Hal ini patut disayangkan, karena kurikulum sejarah kita hanya berpatokan pada perang kebesaran raja - raja, intrik perebutan kekuasaan dan melupakan situs Islam purbakala seperti makam Troloyo atau makam Tralaya di Mojokerto.
Lokasi Kompleks Makam Islam tua, Tralaya terletak di Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Daerah ini kurang lebih 15 km di sebelah barat kota Mojokerto. Makam Troloyo atau makam Tralaya merupakan situs pekuburan Islam kuno di areal kerajaan Majapahit.
Tralaya berasal dari kata Sentra dan Pralaya. Sentra berarti Tegal (tanah lapang), sedangkan Pralaya/laya berarti rusak/mati. Kedua kata disingkat menjadi Tralaya yang berarti tanah lapang untuk orang mati (Pekuburan / Makam).
Daerah ini kurang lebih 15 km di sebelah barat kota Mojokerto. Makam Troloyo atau makam Tralaya merupakan situs pekuburan Islam kuno di areal kerajaan Majapahit.
Tralaya berasal dari kata Sentra dan Pralaya. Sentra berarti Tegal (tanah lapang), sedangkan Pralaya/laya berarti rusak/mati. Kedua kata disingkat menjadi Tralaya yang berarti tanah lapang untuk orang mati (Pekuburan / Makam).
Dengan berkunjung ke makam Troloyo atau makam Tralaya, dapat dirasakan dan dibuktikan tentang adanya komunitas muslim di dalam kota kerajaan Majapahit. Bukti ini di dukung oleh sumber tertulis berupa Kidung Sunda yg menguraikan tentang Pasukan Kerajaan Sunda yg akan mengantarkan puteri Raja Sunda sebagai calon pengantin untuk Raja Hayam Muruk.
Pasukan terdiri dari 4 orang utusan diiringi 300 orang punggawa. Utusan ini masuk ke ibukota Majapahit dan berjalan ke arah selatan sampai Masjid Agung yg terletak di Palawiyan, selanjutnya berjalan lagi ke arah Timur dan Selatan. Tanda adanya Mesjid agung itulah yang menguatkan adanya komunitas Islam di Majapahit.
Pasukan terdiri dari 4 orang utusan diiringi 300 orang punggawa. Utusan ini masuk ke ibukota Majapahit dan berjalan ke arah selatan sampai Masjid Agung yg terletak di Palawiyan, selanjutnya berjalan lagi ke arah Timur dan Selatan. Tanda adanya Mesjid agung itulah yang menguatkan adanya komunitas Islam di Majapahit.
Makam Syekh Jumadil Kubro dilihat dari pintu masuk Makam Islam Kuno, Troloyo |
No comments:
Post a Comment