Kaitan Sejarah Islam di Filipina dengan makam keramat di Indonesia (Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur) yaitu makam Saba'ani dan makam nisan kuda (Edisi Wisata Alam dan Sejarah: Mencari Jejak Para Wali dan Leluhur Sholeh di Pulau Derawan)

Mencari sejarah makam keramat di Pulau Derawan, kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yaitu makam Saba'ani atau makam tiga negara dan makam nisan kuda dengan hanya berbekal keterangan dari masyarakat sekitar membuat saya menemukan benang merah kaitan antara Pulau Derawan dan Filipina.

Dari kedua makam tersebut terdapat kesamaan penjelasan bahwa mereka adalah orang Filipina yang datang dan menetap Pulau Derawan. Hal inilah membawa saya pada sebuah penemuan mengenai kaitan Pulau Derawan dan Islam di Filipina.

Mereka yang dimakamkan di Pulau Derawan (makam Saba'ani) dan makam nisan kuda merupakan muslim Filipina ketika masa dinasti Amanilah.

Pulau Derawan, Kalimantan Timur di sore hari

Filipina merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri atas 7.107 pulau. Secara geografis negara Filipina berbatasan dengan Laut Sulawesi di sebelah Selatan disinilah titik yang berdekatan antara Pulau Derawan dan Filipina. Sebelum kedatangan bangsa Spanyol tahun 1565, Filipina adalah negeri muslim dengan populasi muslim mencapai 98 % dan masuk wilayah Kesultanan Brunei. 

Ibukota Filipina, Amanilah adalah sebuah kota yang diberi nama dari bahasa Arab yaitu Fi Amannillah ( dibawah perlindungan Allah Swt ). Saat itu kaum muslim Filipina bertekad menjadikan kota Amanillah ( Manila) menjadi kota Islam terbesar se Asia Tenggara. Mereka pun sudah menerapkan Syariat Islam selama berabad-abad di bawah pengaruh Negara Khilafah Islam di Timur Tengah. Pekerjaan kaum muslim Filipina saat itu kebanyakan adalah pedagang, petani, dan nelayan. 


Makam Keramat di Pulau Derawan, Makam Saba'ani, Muslim Filipina

Ferdinand Magellan, navigator Portugis dalam pelayanan Spanyol, mengeksplorasi Filipina pada tahun 1521. Sepanjang masa 265 tahun, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol (1565-1821) dan selama 77 tahun berikutnya diangkat menjadi provinsi Spanyol (1821-1898). Negara ini mendapat nama Filipina setelah diperintah oleh penguasa Spanyol, Raja Felipe II dan setelah dikuasai Spanyol Amanilah diganti nama menjadi Manila. 

Tahun 1569 kota Amanillah direbut oleh Spanyol dan membantai penduduknya, kemudian dengan berbagai macam ancaman kekerasan dan pemaksaan Spanyol berhasil melakukan Kristenisasi wilayah Filipina Utara dan Tengah. Sebagian Kaum Muslim yang tidak sudi  dengan kristenisasi itu, melarikan diri ke wilayah selatan Filipina untuk menyelamatkan akidahnya. Mereka berhasil membuat pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya. 

Kemudian Spanyol memberi nama kaum muslim Filipina dengan nama orang Moro. Nama ini diambil dari sebutan kepada keturunan Arab Spanyol yang beragama Islam yang dahulu menguasai Andalusia ( Spanyol ) yaitu orang Moor. Setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, Filipina diperintah Amerika Serikat. Perjuangan umat Islam Filipina tidak berhenti dan salah satu keluarga yaitu keluarga Saba'ani memilih untuk berhijrah ke Pulau Derawan, Indonesia untuk mempertahankan akidah mereka.


Batas Filipina dan Pulau Derawan terhubung dengan Laut Sulawesi

Filipina dalam sejarahnya kemudian menjadi sebuah persemakmuran di bawah Amerika Serikat sejak tahun 1935. Periode Persemakmuran dipotong Perang Dunia II saat Filipina berada di bawah pendudukan Jepang. Filipina akhirnya memperoleh kemerdekaannya (de facto) pada 4 Juli 1946.

Hingga kini makam keluarga Saba'ani diziarahi dan dikunjungi oleh peziarah begitu pula makam nisan kuda. Pada kedua situs bersejarah Islam di Pulau Derawan ini mengingatkan kita bahwa atas izin Allah SWT mereka dapat menyeberangi Lautan Sulawesi dari Filipina ke Pulau Derawan yang lama perjalannya tak terhingga dan jauhnyapun tak terukur pada masa itu. 

No comments:

Post a Comment