Situ atau Setu Jatijajar adalah Salah satu situs yang penting bagi Kota Depok, tempat dimana perjuangan Islam dimulai (Edisi Mencari Jejak WaliAllah dan Tempat Bersejarah di Depok, Jawa Barat)

Situ atau Setu Jati Jajar, Tapos, Deok, Jawa Barat

Perjalanan menjelajah Kota Depok untuk mengetahui sejarah kota ini sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan sedikit sekali informasi mengenai sejarah kota ini dan juga situs yang ada juga tidak semuanya sama seperti dahulu. 

Kota Depok adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat.Kota Depok ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Berdasarkan situs wikipedia, Kata Depok berasal dari kata dalam bahasa Sunda yang berarti pertapaan atau tempat bertapa. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kata Depok merupakan sebuah akronim dari De Eerste Protestants Onderdaan Kerk yang artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama. 


Gerbang Masuk Setu aau Situ Jati Jajar yang bersejarah

Depok dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.

Sejarah Depok ternyata tidak hanya berkembang ketika masa kolonial Belanda. Depok merupakan kota yang sangat penting di kala Kerajaan Banten, Kerajaan Mataram dan Kerajaan Pajajaran. Daerah Depok merupakan benteng pertahanan sebelum memasuki Jakarta. 


Memancing Ikan di Situ atau Setu Jati Jajar, Tapos, Depok

Salah satu situs yang penting bagi Kota Depok, tempat dimana perjuangan Islam dimulai adalah Situ atau Setu Jatijajar. Berada di Kecamatan Tapos, Kota Depok Jawa Barat. Daerah yang dekat dengan Depok, Cibinong dan Bogor. Sejarah yang terkait mengenai Situs Situ atau Setu Jati Jajar adalah didapatkan di blog pahlawankalisunter, Bahwa Raden Panji Wanayasa, putra Bagus Wanabaya, cucu Pembayun yang dimakamkan di Kebayunan Tapos, Depok sempat berjuang melawan VOC Belanda di tahun 1629.


Tanda Petilasan di Keramat Setu atau Situ Jati Jajar

Raden Panji Wanayasa menjadi ulama di Jatijajar, anaknya Raden Santri Bethot, menjadi panglima pasukan sandi kerajaan Banten, gugur di terbaring disisi situ atau setu Jatijajar. Terdapat cerita konon kuda dan keretanya masih sering terlihat berjalan dikeliling Situ atau Setu Jatijajar. 

No comments:

Post a Comment