Prosesi Bulan Sapar atau Shafar di Keraton Kanoman Cirebon Sebelum Peringatan Puncak Panjang Jimat Maulud Nabi Muhammad SAW

Manguntur Kesultanan Kanoman Cirebon
Kesultanan Kanoman adalah pusat kebudayaan masyarakat khususnya wilayah Cirebon. Kesultanan yang tegak berdiri mengembang misi untuk tetap melestarikan dakwah, ritual dan budaya dari Sunan Gunung Jati atau Syech Syarif Hidayatullah menggelar kegiatan ritual pada Bulan Maulud atau Bulan Rabiul Awal. Lebih dari 12 hari prosesi dilakukan di Keraton Kanoman sebagai wujud syukur telah lahir ke dunia, penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW. Ritual demi ritual di bulan Maulud dilaksanakan sakral, khusyuk dan penuh makna ini walau perubahan jaman terjadi.e

Besar jasa Kesultanan Kanoman yang saat ini dipimpin oleh Sultan Raja Mochammad Emirudin sebagai Sultan Kanoman XII dalam pelestarian dakwah, ritual dan budaya dari Sunan Gunung Jati atau Syech Syarif Hidayatullah. Ritual Bulan Maulud atau Bulan Rabiul Awal dimulai bahkan sebelum bulan Maulud sebagai bentuk persiapan. Adapun persiapan sebelumnya adalah pada 30 Sura acara Ngalis pada pukul 16.00. Tanggal 1 Safar acara Damel Bekaseman Ulam pukul 09.00 dan Damel Bekaseman Ulam pukul 14.00 di Pawon Kaputren. Pada 15 Safar pukul 09.00 di Bangsal Ukiran dilaksanakan acara Ngerik + Lilin + Ukup. Acara Memayu, Tawurji dan Ngapem dilaksanakan pada 25 Safar. Pada 27 Safar di Pawon Lebet dilaksanakan acara Damel Pawon.

Penjelasan mengenai ritual Kesultanan Kanoman di Bulan Sapar atau Shafar di Keraton Kanoman Cirebon Sebelum Peringatan Puncak Panjang Jimat Maulud Nabi Muhammad SAW adalah :

1. Ngalus (1 Sapar s/d 11 Mulud)
Tradisi Tirakat Ngaslus Sapar, selama 40 hari, menghindari makan nasi, daging, ikan, umbi-umbian, dan tanaman lain yang merambat di tanah, kecuali tepung beras dan terigu

Siti Hinggil Kesultanan Kanoman

2. Damel Lilin Ageng (15 s/d 17 Sapar)
Damel Suluh Malem Busir lan Putih, rangkaian Pelal Ageng Panjang Muludan Keraton Kanoman yang dimulai dengan pembuatan lilin oleh para Ratu Bangsawan (keturunan patriliner) keraton dengan pakaian khusus kebaya dan kain Lancar Batik Keraton. Lilin yang dibuat (secara manual tanpa cetakan) berbahan Malem, Busir dan Putih, lawe sebagai sumbunya. Dalam proses pembuatannya, sang pembuat harus selalu membaca sholawat dari awal proses hingga selesai. Lilin adalah pelambang "pelita", yang akan lahir menerangi alam dan jalan kehidupan, beragama, menuju Islam yang sempurna. 

3. Ngerik (15 Sapar)
Ngerik Bakal Boreh Jimat adalah proses pembuatan boreh (lulur pewangi) yang akan dipakai oleh seluruh keluarga keraton dan masyarakat yang mendapatkannya (dibagikan pada saat Pelal Alit dan Pelal Ageng Panjang Jimat), bahan-bahan yang digunakan adalah kayu cendana, gaharu, rasamala, laka, dewandaru yang dikerik sedemikian rupa dengan alat pecahan beling dan dilakukan oleh Ratu Bangsawan Kraton yang dalam keadaan suci dari dua hadast. Diiringi Sholawat hingga akhir pemrosesan selesai.


Langgar atau Musola Keraton Kanoman Cirebon

4. Damel Ukup (15 s/d 24 Sapar)
Damel Paukupan adalah proses pembuatan dupa wangi yang berfungsi pengharum ruangan dengan bahan dari kayu cendana, gaharu, rasamala, lemo, laka, dewandaru, dengan proses pembuatan dengan cara dicincang menjadi serpihan halus kemudian di rendam dengan kinca atau air gula merah dan disangrai. Setelah matang kecoklatan dicampur dengan menyan Jawa, menyan India dan menyan arab.

5. Memayu Keraton (25 Sapar)
Ritual pemeliharaan bangunan - bangunan keraton oleh para Abdi Dalem dari berbagai daerah. Jumlah mereka bisa mencapai ratusan orang, membersihkan seluruh area Keraton untuk keperluan Panjang Jimat atau Muludan, merenovasi atap rumbia beberapa bangunan untuk dikembalikan sesuai aslinya.
Syukuran Selametan dilaksanakan setelah selesai prosesi Memayu dengan menyajikan tumpeng bogana, wajit komplang, wedang kopi, wedang bajigur, bogis koci dan lainnya untuk para Abdi Dalem yang telah melaksanakan Memayu. 
7 titik dilaksanakannya Memayu adalah Lumpang Alu Watu, Siti Hinggil, Langgar, Gedong Pusaka, Pendopo Jinem, Bangsal Witana dan Gedong Jimat.

6. Ngapem dan Tawurji (Rabu Terakhir Bulan Sapar)
Damel Apem adalah membuat apem, masakan tradisional dari tepung beras, tape ragi, gula merah dan blodo. Dilakukan sebagai bentuk syukur setelah melalui berbagai cobaan di bulan Shafar. Setelah didoakan maka apem dibagikan kepada para famili, mager sari sebagai hidangan pengobeng atau pekerja Tawurji. Ritual sedekah ini sebagai wujud penghormatan terhadap Syekh Siti Jenar sesuai tradisi turun temurun yang telah dilangsungkan selama berabad - abad. 

No comments:

Post a Comment