Kisah Delima Sunan Bungkul dan Raden Paku (Sunan Giri) edisi Ziarah Wali Surabaya

Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo
Sunan Bungkul adalah tokoh perjuangan Islam tingkat lokal seperti Syeh Abdul Muhyi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Raden Papak di Gagut, Jawa Barat, Ki Ageng Gribig di Malang, Jawa Timur dan Sunan Prapen di Gresik, Jawa Timur serta wali-wali lokal lainnya di Nusantara. Beliau adalah ayah mertua dari Raden Paku (Sunan Giri). 

Kisah Sunan Bungkul ketika hendak mencari menantu untuk anaknya Dewi Wardah menggunakan buah spesial yang tertulis di al Quran yaitu buah delima. Pada al Quran, buah delima tertulis indah di kalam Allah di Surah Ar Rahman ayat 68, Surah Al An’am ayat 99 dan ayat 141. Allah menyebut buah delima (rumman) sebanyak 3 kali di dalam ayatNya untuk menunjukkan betapa hebatnya penciptaan Allah itu dan Buah delima juga disebut sebagai buahan daripada surga.

Peziarah tak Pernah Sepi Mengunjungi Makam Sunan Bungkul
Terdapat dua versi kisah Sunan Bungkul ketika ingin menikahkan anaknya, Dewi Wardah. Kisah yang pertama adalah ketika Sunan Bungkul ingin menikahkan puterinya, Dewi Wardah, Sunan Bungkul membuat sayembara. Sayembara tersebut berisi : "Siapapun laki-laki yang dapat memetik delima yang tumbuh di kebun ini akan saya jodohkan dengan putriku, Dewi Wardah". Sudah banyak orang yang mencoba mengikuti sayembara itu, namun belum ada yang berhasil memetik buah delima yang dimaksud. Bahkan sebagian dari mereka ketika memanjat berusaha untuk mengambil buah delima mereka jatuh dan berakhir dengan kematian. 

Pada suatu hari Raden Paku (Sunan Giri) berjalan melewati pekarangan Sunan Bungkul dimana terdapat pohon delima itu, sesampai di bawah pohon delima tiba-tiba pohon delima itu jatuh. Kemudian Raden Paku (Sunan Giri) menyerahkan buah Delima tersebut kepada Sunan Ampel. Sunan Ampel berkata kepad Raden Paku (Sunan Giri) “Berbahagialah engkau, karena sebentar lagi engkau akan diambil menantu oleh Sunan Bungkul. Engkau akan dijodohkan dengan putri beliau yang bernama Dewi Wardah”.“Agaknya ini sudah menjadi suratan takdir bahwa engkau akan mempunyai dua orang istri, putriku Dewi Murtosiah dan putri Sunan Bungkul, Dewi Wardah.” Sunan Ampel kemudian menceritakan perihal sayembara yang telah dibuat Sunan Bungkul. 


Pohon Delima di Kawasan Makam Sunan Bungkul
Kisah kedua adalah terkisah Sunan Bungkul sengaja memetik buah Delima dan menghanyutkan ke sungai. Delima itu dihanyutkan ke Sungai Kalimas yang mengalir ke utara. Alur air sungai ini bercabang di Ngemplak menjadi dua. Percabangan sebelah kiri menuju Ujung dan sebelah kanan menuju kali Pegirikan. Buah delima itu terapung dan hanyut ke kanan. Suatu pagi seorang santri Sunan Ampel yang mandi di Pegirikan Desa Ngampeldenta, menemukan delima itu. Sang santri (Raden Paku atau Sunan Giri) pun menyerahkannya ke Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel delima itu disimpan. Besoknya, Supa menelusuri bantaran Kalimas. Sesampainya di pinggiran, ia melihat banyak santri mandi di sungai. Sunan Bungkul, yakin disinilah delima itu ditemukan oleh salah satu diantara pasa santri tersebut. Apakah ada yang menemukan delima, tanya Sunan Bungkul setelah bertemu Sunan Ampel. Raden Paku atau Sunan Giri, murid Sunan Ampel dipanggil dan mengaku. Singkat cerita Raden Paku atau Sunan Giri dinikahkan dengan anak Ki Ageng Supo, Dewi Wardah. 

Information about Sunan Bungkul’s area taken from vivanews.com and ngeluyuran.blogspot.com

No comments:

Post a Comment