Karya Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri (Edisi Ziarah Wali Allah Bogor)

Pintu Masuk Makam Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf dikenal dengan sebutan Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri. Seorang wali Allah yang yang berpulang ke Rahmatullah Selasa, 26 Maret 2007 di usia ke 99. Wali Allah, Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri dimakamkan di TPU Lolongok, yang berjarak 200 meter, atau perkiraan 5 menit berjalan kaki dari Mesjid Empang, Bogor. 

Berkisah tentang Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri ketika menjadi pelajar, beliau adalah pelajar yang mau bekerja keras, berprestasi cemerlang dan berakhlak yang menjadi teladan teman - temannya. Lahir di Cimanggu, Bogor, tahun 1908, putra dari Habib Ahmad bin Abdul Qadir Assegaf telah menjadi yatim sejak kecil. Dengan semangat Beliau untuk menuntut ilmu kepada seorang ulama, beliau tak segan-segan melakukannya dengan bersusah payah menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk belajar ke Habib Abdullah bin Muhsin Al-Aththas (Habib Empang Bogor) dari sekolahnya di Jamiat Al-Khair, Jakarta.

Nisan Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Habib Alwi bin Thohir Al-Haddad (Mufti Johor, Malaysia), Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir AlHaddad, Habib Ali bin Husein Al-Aththas (Bungur, Jakarta), Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang, Jakarta), K.H.Mahmud (Ulama besar Betawi) dan Prof.Abdullah bin Nuh (Bogor) adalah guru - guru dari Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri. Di usia ke 20, Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf pindah ke Bukit Duri. Beliau mendirikan madrasah sendiri, Madrasah Tsaqafah Islamiyyah, yang hingga sekarang masih berdiri tegak di Bukit Duri, Jakarta. Keunikan dari madrasah Tsaqafah Islamiyah adalah penerapkan kurikulum sendiri dan menggunakan buku-buku terbitan sendiri yang disusun oleh sang pendiri, Habib Abdurrahman Assegaf. 


Foto Diri Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri
Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri dikenal sebagai ulama sepuh yang sangat alim,sangat disegani dan berpengaruh. Kegigihan Beliau dalam mengajarkan ilmu Allah dan produktivitasnya dalam mengarang kitab, merupakan teladan yang harus diikuti. Kitab-kitab buah karyanya tidak sebatas satu macam ilmu agama, melainkan juga mencakup berbagai macam ilmu. Mulai dari Tauhid, Tafsir, Akhlaq, Fiqih, hingga sastra. Bukan hanya dalam bahasa Arab, tapi juga dalam bahasa Melayu danSunda yang ditulis dengan huruf Arab- dikenal sebagai huruf Jawi atau pegon. Kitab karya Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri, antara lain adalah 1) Hilyatul Janan fi Hadyil Qur’an 2) Syafinatus Said 3) Misbahuz Zaman 4) Bunyatul Umahat 5) Buah Delima. 

Pada tahun 1960-an, Habib Abdurrahman mengalami kebutaan selama lima tahun. Namun musibah itu tak menyurutkan semangatnya dalam menegakkkan syiar islam. Pada masa-masa itulah beliau menciptakan rangkaian syair indah memuji kebesaran Allah swt dalam sebuah Tawasul, yang kemudian disebut Tawasul Al-Walid Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf.

No comments:

Post a Comment