Sejarah Kawasan Makam Sunan Bungkul (Edisi Wisata Ziarah Surabaya)

Peziarah Menuju Makam Sunan Bungkul

Mendengar kisah Sunan Bungkul dari Bapak Didik, supir perjalanan ziarah kali ini membuat kami memasukkan makam Sunan Bungkul langsung ke agenda ziarah. Bagi Bapak Didik, makam Sunan Bungkul ini adalah makam yang wajib dikunjungi dalam rangkaian ziarah di kawasan Surabaya. 

Bahkan bagi sebagian peziarah, berziarah ke Makam Sunan Bungkul dilakukan sebelum berziarah ke Sunan Ampel. 

“Kawasan makam ini lebih tua dari kawasan makam Sunan Ampel”, ujar penjaga makam (kuncen) Sunan Bungkul. Terdapat catatan mengisahkan, tempat ini 700 tahun silam sebelum bernama Surabaya, dikenal dengan sebutan “Pertapaan Mbah Bungkul”. 

Kawasan Makam Sunan Bungkul terletak di pusat kota Surabaya, yaitu di Jalan Darmo Raya. Berada di balik taman Bungkul, tertutup kios makanan dan perumahan, Kawasan Makam Sunan Bungkul tetap bersih dan terpelihara.

Terdapat Perumahan di Jalan Menuju Makam Sunan Bungkul

Pada akhir abad 19 Kawasan Makam Sunan Bungkul ini masih berupa kawasan Desa Bungkul. Sejak tahun 1920an desa ini tergusur hingga hanya kawasan Makam Sunan Bungkul. Pada peta Surabaya 1872, dapat ditemukan bentuk teritorial dari Desa Bungkul. 

Pada peta Surabaya tahun 1900, desa Bungkul digambarkan luas dan dipenuhi dengan sawah di tepian barat. Perumahan penduduk (perkampungan) berada di sisi timur Kalimas. 

Batas selatan desa adalah di persimpangan jalan Marmoyo sekarang. Batas sebelah timur di Jl. Adityawarman sekarang. Sebelah utara dibatasi dengan kampunf Dinoyo. Ada nama Desa Darmo di utara Desa Bungkul saat itu. 


Terdapat Perumahan di Jalan Menuju Makam Sunan Bungkul

Terdapat banyak makam di Kawasan Makam Sunan Bungkul. Makam tersebut tertata rapi dan bernisan putih tanpa nama. Ketika ditanya pada kuncen, Beliau hanya menjelaskan bahwa makam tersebut adalah makam pejuang Islam. 

Terdapat makam keturunan Ki Ageng Brondong, Pangeran Lanagdangiran, R. NG Astro Kusumo dan keluarga Darmoredjo yang menempati area tersendiri. 

Makam Sayyid Iskandar Bassyaiban di sebelah kanan sebelum gapura masuk Kawasan Makam Sunan Bungkul. Selain di Taman Bungkul, sejumlah makam pengikut Bungkul banyak tersebar di kawasan Darmo. Sebagian sudah tergusur, beberapa masih bertahan. 

Salah satunya di temukan 'tercecer' di depan Kantor Kecamatan Tegalsari Jl. Tanggulangan, sekitar 100 meter dari Jl. Raya Darmo atau 300 meter sebelah utara makam Mbah Bungkul. Namanya makam Mbah Kusir, diyakini kusirnya Mbah Bungkul. 

Information about Sunan Bungkul’s area taken from vivanews.com and mistikuscinta.blogspot

1 comment: