Menikmati Keindahan Tersembunyi di Tangerang, 
Datang ke Pulau Cangkir



Perjalanan dari Jakarta menuju Pulau Cangkir menempuh waktu lebih kurang 2,5 jam perjalanan. Dari tol Jakarta - Merak keluar di pintu tol Balaraja menyusuri Jalan Raya Kronjo maka sampailah kita ke Kawasan Pantai dan TPI Kronjo. Menyusuri jalan urugan tanah yang dibuat swadaya oleh masyarakat sekitar dan pengelola situs pada tahun 1995 tibalah kita di areal parkir Pulau Cangkir.




Pulau Cangkir tidak pernah sepi dari peziarah yang datang untuk mengunjungi makam waliyuallah Banten, makam Pangeran Jaga Lautan,Syekh Waliyuddin bin Sultan Hasanudin bin Syekh Syarif Hidayatullah Gunung Jati Cirebon. Berbondong bondong peziarah datang ke Pulau Cangkir untuk berdoa, mengunjungi makam Pangeran Jaga Lautan yang terpelihara hingga kini.  

Beliau adalah ulama yang berasal dari Banten, putra dari Sultan pertama Banten yaitu Pangeran Hasanudin dari istri selir. Pada masa pemerintahan ayahnya, Maulana Hasanuddin , Sultan Banten 1 (1552-1570) Pangeran Jaga Lautan, waliyuallah Syekh Waliyuddin sengaja ditempatkan di daerah pesisir Kronjo. Pada masa itu menjadi jalur transportasi perdagangan antara Banten-Tirtayasa, Kronjo, Mauk, Cisadane-dan Jayakarta (sekarang menjadi Ibu Kota Negara, Jakarta . 

Berikut adalah silsilah wali Allah yang dimakamkan di Pulau Cangkir, Banten, Pangeran Jaga Lautan,Syekh Waliyuddin bin Sultan Hasanudin bin Syekh Syarif Hidayatullah Gunung Jati Cirebon :


Silsilah Pangeran Jaga Lautan, Syech Waliyudin
 Pulau Cangkir Banten



1 comment:

  1. Insya Allah saya zirah ke makam trah saya sudah lama aku tau namannya namun blm pernah ke makamnya

    ReplyDelete