Sejarah Masjid Al Barkah yang dibangun oleh Guru Sinin, Ulama dari Banten : Edisi Jelajah Bangunan Sejarah Islam di Jakart

Satu - satunya sejarah yang tersisa dari Masjid Al Barkah di Kemang, Jakarta Selatan

Masjid Al Barkah adalah salah satu situs peninggalan Islam yang terdapat di Kemang, Jakarta Selatan. Masjid yang dibangun pada tahun 1818 oleh Guru Sinin kini telah direnovasi total sehingga tidak lagi nampak seperti masjid berdesain abad 18an.


Berdasar foto yang terdapat pada website al-Shia, nampak terlihat dahulu design masjid Al Barkah kental akan pengaruh Banten dan Demak. Pengaruh Banten terlihat pada menara yang persis seperti di Masjid Agung Banten. Pengaruh Demak terlihat pada atap bersusun seperti di Masjid Agung Demak.

Pengaruh design Banten dikarenakan Guru Sinin atau Husaini atau Muchsinin berasal dari Banten. Guru Sinin melakukan perjalanan menuju tempat yang baru ini atas saran dari sang ayahandanya yang seorang penasihat di kerajaan Banten yaitu Syaikh Abdurrahman atau  Kyai Sudur berasal dari daerah kulon, kawasan Banten Girang.

Masjid Al Barkah sebelum dibongkar total dengan pengaruh gaya Banten dan Demak

Saat terjadi perang melawan Belanda ayahanda Guru Sini berkata “ Hai anakku Sinin berangkatlah engkau beserta istrimu kearah timur, dan menetaplah engkau bersama istrimu, sebarkan islam secara baik dan benar” . 

Kemudian atas izin dari sang ayahanda, Guru Sinin mengadakan perjalanan kearah timur meninggalkan kampung halamannya, sehingga sampailah sang guru pada satu tempat yang terkenal dengan kampung Barkah, Kebun Kelapa dua pada usia sekitar 20 tahunan yaitu pada tahun 1795. 

Masjid Al Barkah hasil renovasi di tahun 2015

Guru Sinin atau Husaini atau Muchsini tiba di daerah yang saat belum memiliki nama. Pada akhirnya menjadi sebuah daerah tersebut kemudian bernama kampung Bangka. Baru pada tahun 1808, dibangunlah sebuah bangunan untuk tempat beribadah yang masih dalam bentuk tajug, atau langgar yang atapnya terbuat dari daun kelapa, temboknya terbuat dari kirai.

Di sini Guru sinin membuka pengajian dan pada akhirnya banyak masyarakat yang belajar agama kepada Beliau. Pada tahun 1818 barulah bangunan tajug/langgar tadi di ubah menjadi sebuah bangunan permanen yang terbuat dari bahan-bahan material yang nantinya akan menjadi masjid seperti yang sekarang ada ini.

Makam Guru Sinin, tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam di Jakarta dan pembangunan masjid Al Barkah ini berada di sisi masjid. Beliau waaft pada usia 146 tahun pada 16 Jumadil Akhir 1925. 

No comments:

Post a Comment