Masjid Al Barkah yang dibangun tahun 1818 oleh Guru Sinin : Jelajah Situs Bersejarah di Kemang, Jakarta Selatan

Menara Masjid Bersejarah Al Barkah, Kemang

Daerah Kemang , Jakarta Selatan terkenal dengan daerah yang dipenuhi dengan restoran, hotel bahkan kehidupan malamnya. Bahkan Kemang terkenal menjadi daerah yang banyak dihuni orang asing mereka tinggal, berbelanja bahkan anak - anak merekapun bersekolah di sekolah internasional yang banyak berdiri di seputaran daerah Kemang.

Siapa sangka, terdapat situs Islam bersejarah di Kemang, Jakarta Selatan. Situs Islam bersejarah itu berbentuk bangunan masjid yang dibangun tahun 1818. Letaknya adalah di persimpangan antara jalan Kemang Utara dan Kemang Timur. Penuhnya kendaraan dan lalu lintas yang tak pernah sepi membuat kita tak sadar akan keberadaan mesjid bersejarah ini.
Masjid Bersejarah Al Barkah, Kemang yang telah direnovasi

Masjid Al Barkah sekilas nampak seperti  masjid yang baru berdiri bahkan masjid yang belum rampung pembangunannya. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 1932 hingga kini dengan jumlah total 11 kali renovasi. Pada tahun 1932 misalnya, bahan-bahan dari papan sudah mulai digunakan. Bahan-bahan itu diperoleh dari seluruh jamaah masjid. 

Berturut-turut kemudian, tahun 1935,1950,1960, dan 1970 sebagian masjid sudah berubah, terutama bagian dalam masjid. Baru pada tahun 1985 pembangunan tersebut mulai sempura. Kini, Masjid al Barkah sudah mengunakan ubin keramik dan atapnya dari bahan eternit seperti masjid lainnya. 

Makam Guru Sinin, pendiri Masjid Bersejarah Al Barkah, Kemang

Sosok yang berjasa mendirikan masjid bersejarah di Kemang, Jakarta Selatan adalah Guru Sinin. Guru Sinin yang bernama asli Husaini/ Muchsinin adalah seorang putera dari ‘ulama kharismatik yang bernama Syaikh Abdurrahman yang biasa orang sebut Kyai Sudur berasal dari daerah kulon, kawasan Banten Girang.

Ayah dari Guru Sinin yaitu Syaikh Abdurrahman atau Kyai Sudur masih punya hubungan saudara dengan Syaikh Mansyur Ci Kaduen, yang terlahir sekitar tahun 1774.  Guru Sinin datang ke daerah Kemang ini tidak sendiri akan tetapi bersama isterinya yang bernama Ni’ Made Ibah seorang puteri dari salah satu kerajaan di Bali, tepatnya di daerah Klungkung, Bali.

referensi : 
website syabaabul muslimin 
website al-shia

No comments:

Post a Comment