 |
| Pemandangan Kota Bengkulu, Juli 2014 |
Mengunjungi kota Bengkulu adalah impian yang akhirnya tercapai di tahun 2014 ini. Kota Bengkulu terkenal tidak hanya kerena bunga Rafflesia Arnoldi tetapi juga terkenal dengan tradisi Islamnya yang dilakukan setiap Bulan Muharram yaitu Tabot.
Mempelajari tradisi Tabot adalah saat mengikuti pelajaran antropologi di kelas 3 SMA (saat ini adalah kelas 12). Di sebutkan merupakan upacara hari berkabung atas gugurnya Syaid Agung Husien bin Ali bin Abi Thalib. Syaid Husein bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Nabi Muhammad SAW dari putri Fatimah az Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
Upacara Tabot di Bengkulu berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram. Adapun tahapan dari upacara Tabot tersebut adalah sebagai berikut : Mengambil Tanah, Duduk Penja, Meradai, Merajang, Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung) dan Arak Gedang serta Tabot terbuang.
Menurut informasi dari website tabotbengkulu, acara Tabot dimulai dengan upacara mengambik Tanah. Upacara Pengambilan Tanah (Mengambik dalam bahasa Bengkulu berarti Mengambil) dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 1 Muharram (malam menjelang 1 Muharram), sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat Isya).
Ketika saya bertanya dimanakah letak diambil tanah dalam upacara Tabot, pada supir yang mengantar saya berkeliling Kota Bengkulu, beliau mengantarkan saya ke tempat di samping hotel Grage Horison, Bengkulu. Disitu terdapat gapura bertuliskan "Gapura Tanah Pengambilan Tanah Kelompok Imam".
Prosesi pertama upacara Tabot, Mengambik tanah mengandung nilai magis tersendiri karena tanah diambil dari dua tempat khusus yaitu:
a. Keramat Tapak Paderi Yang terletak di tepi laut berjarak sekitar 100 meter kea rah utara dari Benteng Marlborough. Di sebuah ujung karang yang lebih tinggi dari permukaan pantai, di sudut kanan Pelabuhan Lama.
b. Keramat Anggut Yang terletak di pekuburan umum Pasar Tebek dekat Tugu Hamilton di sebelah Hotel Grage Horison Bengkulu.
Upacara Tabot di Bengkulu berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram. Adapun tahapan dari upacara Tabot tersebut adalah sebagai berikut : Mengambil Tanah, Duduk Penja, Meradai, Merajang, Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung) dan Arak Gedang serta Tabot terbuang.
Menurut informasi dari website tabotbengkulu, acara Tabot dimulai dengan upacara mengambik Tanah. Upacara Pengambilan Tanah (Mengambik dalam bahasa Bengkulu berarti Mengambil) dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 1 Muharram (malam menjelang 1 Muharram), sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat Isya).
 |
| Gapura Tempat Pengambilan Tanah Kelompok Imam di belakang Hotel Grage Horison, Bengkulu |
Ketika saya bertanya dimanakah letak diambil tanah dalam upacara Tabot, pada supir yang mengantar saya berkeliling Kota Bengkulu, beliau mengantarkan saya ke tempat di samping hotel Grage Horison, Bengkulu. Disitu terdapat gapura bertuliskan "Gapura Tanah Pengambilan Tanah Kelompok Imam".
Prosesi pertama upacara Tabot, Mengambik tanah mengandung nilai magis tersendiri karena tanah diambil dari dua tempat khusus yaitu:
a. Keramat Tapak Paderi Yang terletak di tepi laut berjarak sekitar 100 meter kea rah utara dari Benteng Marlborough. Di sebuah ujung karang yang lebih tinggi dari permukaan pantai, di sudut kanan Pelabuhan Lama.
b. Keramat Anggut Yang terletak di pekuburan umum Pasar Tebek dekat Tugu Hamilton di sebelah Hotel Grage Horison Bengkulu.
 |
| Pohon yangterdapat di lokasi Pengambilan tanah kelompok Imam di belakang Hotel Grage Horison, Bengkulu |
Ritual mengambik tanah pada upacara Tabot ini diartikan sebagai peringatan atau mengenang kembali manusia yang pada awalnya diciptakan dari tanah dan nantinya akan kembali menjadi tanah.
No comments:
Post a Comment