Pintu Kedua atau Candi Kurung Menuju Makam Raden Ayu Siti Khotijah |
Bali akrab disebut pulau Dewata karena keindahan alam, kebudayaan dan keistimewaan hidup penduduknya. Dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, dengan tetap menghidupkan ritual peninggalan nenek moyang, Bali menjadi pusat keindahan sehingga banyak turis berkunjung ke Bali.
Keindahan Bali tidak hanya terbatas pada objek wisata tetapi juga keterikatannya dengan kosmologi jagad raya sehingga banyak orang menemukan arti kehidupan seperti Elizabeth Gilbert dalam buku terkenal Eat, Pray and Love.
Keindahan Bali tidak hanya terbatas pada objek wisata tetapi juga keterikatannya dengan kosmologi jagad raya sehingga banyak orang menemukan arti kehidupan seperti Elizabeth Gilbert dalam buku terkenal Eat, Pray and Love.
Eksotika Bali tidak hanya milik agama tertentu tetapi milik Tuhan Yang Maha Kuasa, Sesembahan Manusia. Daya magis bernafas Islampun terdapat di Bali, pulau yang terkenal juga dengan pulau dengan 1000 pura. Wisata ziarah Islam di Bali terkenal dengan rangkaian ziarah Wali Pitu atau Wali Tujuh.
Salah satu dari destinasi ziarah Wali Pitu di Bali adalah Keramat Agung Pamecutan yaitu Makam Raden Ayu Pamecutan dengan nama Islam Beliau adalah Raden Ayu Siti Khotijah.
Salah satu dari destinasi ziarah Wali Pitu di Bali adalah Keramat Agung Pamecutan yaitu Makam Raden Ayu Pamecutan dengan nama Islam Beliau adalah Raden Ayu Siti Khotijah.
Tempat Suci dimana Raden Ayu Siti Khotijah dimakamkan |
Lokasi ziarah wali Pitu yang paling dekat dengan destinasi wisata umum yaitu Pantai Kuta adalah makam Keramat Agung Pamecutan atau makam Raden Ayu Siti Khotijah di Denpasar. Waktu tempuh dari Pantai Kuta sekitar 30 - 45 menit menuju ke daerah Monang Maning di tengah Setra Badung tepatnya di Jalan Gunung Batukaru.
Komplek makam Raden Ayu Siti Khotijah sangat terjaga dan terawat oleh Bapak Mangku atau Jro Mangku I Made Puger selaku juru kunci atau pemangku keramat agung Pamecutan.
Komplek makam Raden Ayu Siti Khotijah sangat terjaga dan terawat oleh Bapak Mangku atau Jro Mangku I Made Puger selaku juru kunci atau pemangku keramat agung Pamecutan.
Sejarah mengenai makam Raden Ayu Siti Khotijah di dunia maya tertulis beragam. Hal ini menurut Bapak Mangku atau Jro Mangku I Made Puger dalam buku Sejarah Keramat Pamecutan dikarenakan pada tanggal 20 September 1906 di daerah Badung terjadi perang habis - habisan melawan Belanda yang terkenal dengan "Perang Puputan Badung". Semua istana di daerah Badung yaitu: Kesiman, Denpasar dan Pamecutan di bumi hanguskan Belanda.
Pusara Raden Ayu Siti Khotijah dimakamkan |
Seluruh kekayaan diangkut dan dijarah oleh Belanda serta diboyong ke Negeri Belanda sehingga dalam penyusunan buku sejarah mengenai salah satu dari wali pitu di Bali yaitu Raden Ayu Siti Khotijah mengalami kekurangan data pendukung. Pada akhirnya penulisan buku Keramat Agung Pamecutan ditulis menurut versi penuturan kakek nenek dari Bapak Mangku atau Jro Mangku I Made Puger selaku juru kunci atau pemangku keramat agung Pamecutan pertama dilengkapi dengan saran dan masukan dari Bali dan Madura.
No comments:
Post a Comment