Air Artesis di Masjid Jami' Malang sebagai Bukti Kebesaran Allah

Masjid Jami' Malang yang kokoh berdiri sejak tahun 1875
Munculnya air karamah di tempat sakral adalah bukti kekuasaan Allah SWT. Hal itulah yang terjadi di Masjid Jami' Malang dengan keluarnya air karamah. Bukti kebesaran Allah SWT dapat dirasakan dan dilihat serta diminum di Masjid Jami' Malang, jalan Merdeka Barat no. 3 kawasan alun - alun kota Malang. Masjid Jami' ini berada di jantung kota Malang.

Berdasarkan penuturan tukang becak di sekitar alun - alun Malang, semakin banyak wisatawan datang mengunjungi Masjid Jami' Malang yang dibangun tahun 1875 setelah munculnya air karamah tersebut.


Masjid Jami' Malang tahun 1960

Air karamah di Masjid Jami' Malang yang kemudian disebut air artesis dapat dibeli dalam bentuk kemasan air mineral. Dengan harga Rp.1500 perbotol, masyarakatpun antusias untuk memiliki air karamah yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit. Hal ini dibuktikan dengan uji kualitas air yang dilakukan PDAM Kota Malang. Hasilnya, air dari sumur artesis itu memenuhi syarat untuk diminum. Tidak hanya sekedar memenuhi syarat untuk diminum, air itu pun mengandung alkalinitas (Ph) yang cukup tinggi mencapai 273.31.

Dengan memiliki kadar alkalinitas yang cukup tinggi, air itu dapat digunakan untuk pengobatan. Tidak hanya itu saja, air yang mengalir dari sumur bor artesis Masjid Jami' memiliki kandungan total dissolved water (TDS) yang mendekati kandungan TDS air zam-zam. TDS air artesis masjid jami sebesar 437 sedangkan air zam-zam 430 TDS.

Keterangan Kemasan Air Artesis dari Masjid Jami' Malang

Dari situs resmi Masjid Jami' Malang, www.masjidjami.com didapatkan mengenai sejarah air karamah di Mesjid Jami' Malang. Air yang diyakini dapat menyembuhkan ini merupakan air yang berasal dari sumur bor artesis. Bukti keridhaan Allah SWT terhadap Masjid Jami' Malang adalah keberhasilan sumur bor artesis mengeluarkan air di tengah kota Malang. 

Air dalam sumur bor di Masjid Agung Jami Kota Malang membuktikan kebesaran Allah karena dapat naik sendiri tanpa harus di pompa meski kedalamannya mencapai 205 meter. Hal ini terwujud karena kekuatan doa dari semua. 

Ikhtiar mendapatkan air melalui sumur bor artesis di Masjid Jami' Malang berlangsung selama 41 hari. Pengeboran sumur dimulai hari Rabu, 27 Januari atau 11 Muharram 1431 H. Pengeboran diiringi doa bersama dengan pembacaan manaqib yang diikuti jamaah Masjid Jami, habaib, ulama, anak yatim dan juga kaum duafa serta khataman Al quran bil ghoib.


Kemasan Air Artesis dari Masjid Jami' Malang

Ujian untuk mendapatkan air artesis di Masjid Jami' Malang sangat luar yaitu hingga kedalaman 200 meter, belum juga air naik dari lubang pengeboran. Para pakar air pun sudah menyatakan sudah tidak mungkin lagi akan menemukan air artesis dan akan bersiap menarik air dengan pompa tetapi para takmir masjid tetap menyakinkan untuk tetap berjalan. 

Meski sudah dinyatakan tidak bisa lagi, doa-doa terus dimunajatkan kepada Allah. Sebelum Maghrib pada hari Rabu, 10 Maret yang bertepatan 24 Rabiul Awwal, Habib Baqir Mauladawilah ikut berdoa dengan membawa air yang telah dicampur dengan tanah yang diambil dari Hadramaut Yaman. Air campur tanah itu di masukan ke dalam lubang pengeboran. Doa-doa pun terus dipanjatkan hingga hari ke-41 pengeboran. 

Masya Allah, diluar nalar manusia, sekitar jam 23.00 WIB di saat tidak ada lagi pekerjaan pengeboran, tiba-tiba petugas keamanan masjid di kagetkan dengan air yang mengalir deras dari arah lubang pengeboran. Setelah dilihat, air itu keluar dari lubang pengeboran dengan cukup deras. Kalimat syukur dan takbir berkumandang menandakan syukur atas sumur artesis yang diberikan Allah kepada Masjid Jami.

No comments:

Post a Comment