Sejarah Kawasan Empang, Rumah Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas

Mesjid An Nur, Kawasan Empang, Bogor
An Nur Mosque at Empang, Bogor

Lokasi makam Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas terletak di jalan Lolongok, Bogor. Apabila bertanya dimanakah jalan Lolongok berada kepada orang Bogor mereka pasti kurang familiar. Kawasan kramat Empang, Bogor adalah kawasan yang lebih dikenal oleh sekitar. Bayangan ketika mendengar kata Empang tentu pikiran kita langsung terbayang adanya empang di dekat makam Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas. Empang yaitu kolam luas yang biasanya digunakan untuk memelihara ikan atau udang tidak akan kita temukan disini.

Habib Abdullah ibn Mukhsin Al-Attas's resting place is located on Lolongok street, Bogor, West Java. If  you asked where Lolongok street, Bogor to the people, you will found difficult because Lolongok street is certainly less familiar. Kramat Pond area (Kramat Empang, area), Bogor is a region better known by some When we hear the word of  pond (Empanmg), our mind immediately pictured a pond near th e resting place of  Habib Abdullah bin Mukhsin Al-Attas. But the pond (Empang) area that is normally used to keep the fish or shrimp will not be found here.

Perumahan di depan Mesjid An-Nur masih terlihat orisinal
The houses in front of Mesjid An Nur looked so original

Saudara ipar saya adalah orang asli Bogor mengatakan sejak lahir saya hanya tahu kawasan makam Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas adalah kawasan Empang. Bagaimana sejarah kawasan ini saya temukan di situs Al-irsyad.or.id, perhimpunan dakwah yang dibentuk 1928 di kawasan Empang.

My brother-in-law is a native Bogor who born in Bogor said that I only know the resting place of area Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas named Pond (Empang) area. How does the history of this region I found on the site of Al-irsyad.or.id, proselytizing associations that formed in 1928 in the Pond (Empang).


Kawasan Empang, Bogor tahun 1800an
Empang, Bogor at 1800's


Menurut sejarah, kawasan Empang dulunya dulunya bernama Soekaati (Sukahati) ini menjadi pusat pemerintahan Kampung Baru (cikal bakal Kabupaten Bogor) tahun 1754, dibuktikan dengan adanya lapang yang dulunya berfungsi sebagai alun-alun dan bekas pendopo yang sekarang didiami oleh keluarga almarhum Abdul Azis Al-Wahdi yang berada persis menghadap ke arah alun-alun Empang.

Historically, the area (pond or Empang) was once used to be named Soekaati  (Sukahati) is the administrative center of Kampung Baru (forerunner of Bogor District) in 1754, evidenced by the field that used to serve as the square and the former pavilion which is now inhabited by the family of the deceased Abdul Azis Al -Wahdi which is directly facing the square Pond (Empang).

Kawasan Empang, Bogor (Soekahati) di 1800-an
Empang, Bogor (Soekahati) at 1800's

Sebutan Empang muncul ketika Bupati Kampung Baru, yaitu Demang Wiranata (berkuasa 1749-1758), membuat kolam ikan di halaman pendopo. Maka, daerah tersebut pun diidentikkan dengan Empang dari sang bupati dan nama Sukahati menjadi tergantikan. Nama Empang resmi digunakan sejak 28 November 1815 dan pada tahun itu pula dibangun Masjid An Nur oleh Habib Abdullah Bin Mukhsin Alatas.

Pond (Empang) designation arises when the Regent Kampung Baru, namely Demat Wiranata (reigned 1749-1758), make a fish pond in the courtyard pavilion. Thus, the area was identified with the Pond (Empang) of the regents and the name Sukahati be replaced. Pond's (Empang) official name in use since 28 November 1815 and in the same year An Nur Mosque built by Habib Abdullah Bin Mukhsin Alatas .

Mesjid An Nur di tahun 1900
An Nur Mosque at 1900
 
Daerah tersebut mulai ditemakan sebagai permukiman masyarakat Arab sejak Tahun 1835 ketika pemerintah mengeluarkan peraturan wijkenstelsel. Yaitu diberlakukannya zona permukiman etnis. Dimana orang-orang Eropa menempati kawasan di sebelah barat jalan raya (sekarang jalan Sudirman) mulai dari Witte Paal sampai sebelah selatan Kebun Raya dan Pakancilan. Orang Tionghoa diberi peruntukan lahan di daerah yang berbatasan dengan jalan raya sepanjang jalan Suryakencana sampai tanjakan Empang. Sedangkan pemukiman Arab berada di sekitar Empang.

The area was identified as a residential community to Arabs began  since the year 1835 when the government passed a law wijkenstelsel. Namely the implementation of ethnic residential zone. Where the Europeans occupying the area west of the highway (now Sudirman street) from Witte Paal to the south and Pakancilan and Botanical Gardens. The Chinese were given the designation of land in the area adjacent to the highway all Suryakencana until the way up hill  Pond area (Empang). While the Arab settlements around the Pond (Empang).

Makam Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas tahun 1900an
Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas's resting place at 1900's

Mengetahui sejarah nama Empang tentunya akan menambah keseruan dalam perjalanan wisata ziarah Makam Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas di Empang Bogor. 

Knowing the history of the Pond's name will certainly add excitement in the Tomb pilgrimage tour of Habib Abdullah bin Mukhsin  Al-Attas in Pond (Empang), Bogor .


Sumber foto (Photo's source) :
www.al-Irsyad.or.id
www.masoye.multiply.com
www.w4x.wordpress.com
www.kota-bogorku.blogspot.com

2 comments:

  1. guw salut dengan bogor jaman dlu,,, walau jadul tpi indah di pandang dri pada sekarang.

    ReplyDelete