Tuan Guru Pancor, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dan Pendirian Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah (Edisi Wisata Ziarah Wali Allah dan Mengunjungi Situs Islam di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat)

Makam Tuan Guru Pancor, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid di jalan TGKH.M.Zainuddin Abdul Majid, Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berada di komplek Yayasan Pendidikan Hamzanwadi (YPH) Pancor Lombok Timur tidak pernah sepi dari peziarah. Beliau merupakan wali Allah yang tersohor, wafat pada 19 Jumadil Tsani 1418 H (21 Oktober 1997), pendiri Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Sejarah mengenai Nahdatul Wathan saya ketahui secara mendetail dari blog milik Asror al-Fariyani yang sangat mengidolakan sosok Tuan Guru Pancor dengan menuliskan guruku adalah matahariku.


Yayasan Pendidikan Hamzanwadi merupakan peninggalan dan perjuangan Tuan Guru Pancor, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Nama Hamzanwadi sendiri merupakan singkatan dari Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Sebutan akrab masyarakat yang dinisbatkan pada Beliau adalah Maulana Syaikh atau Tuan Guru Pancor, ketika Beliau kecil oleh Ayahnya yaitu Tuan Guru Abdul Majjid diberi nama Muhammad Saggaf. 

Tuan Guru Pancor, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid

Kebesaran Beliau telah dikabarkan oleh seorang wali berasal dari Maghrabi, Syaikh Ahmad Rifa’i. Wali tersebut menemui Tuan Guru Haji Abdul Madjid menjelang kelahiran putranya. Syaikh Ahmad Rifa’i berkata kepada Tuan Guru Haji Abdul Madjid “Akan segera lahir dari istrimu seorang anak laki-laki yang akan menjadi ulama besar”. 

Nama Muhammad Saggaf masih disandangnya sampai ia berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk melaksanakan ibadah haji bersama ayahnya. Setelah menunaikan ibadah haji, nama Muhammad Saggaf diganti menjadi Haji Muhammad Zainuddin oleh ayahnya sendiri. 

Penggantian nama ini, dilatar belakangi oleh kekagumanm, Tuan Guru Haji Abddul Majid, ayah Tuan Guru Pancor kepada nama seorang ulama yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia, yaitu Syaikh Muhammad Zainuddin Senawak, seorang ulama di Masjid al-Haram. Sejak saat itu Muhammad Saggaf kemudian berubah menjadi Haji Muhammad Zainuddin. 

Komplek Yayasan Pendidikan Hamzanwadi (YPH) Pancor,
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Perjuangan dakwah Tuan Guru Pancor, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid keseluruh daerah di Nusa Tenggara Barat berbuah manis ketika saudara Beliau, Haji Syazali menawarkan tanahnya menjadi tempat pendirian madrasah. Tawaran tersebut diterima dengan senang hati. 

Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, kalangan keluarganya dan tokoh-tokoh masyarakat bermusyawarah untuk merealisasikan cita-cita mendirikan madrasah. Fisik bangunan madrasah pada awalnya tendiri dari 10 lokal kelas yang terdiri dari: 2 lokal untuk Bustan al-Athfal, 7 lokal untuk ruang belajar; dan 1 lokal untuk ruang guru/kantor. Bangunannya sangat sederhana, bendinding pagar, dengan tiang bambu dan beratap genteng. 

Setelah pembangunan fisik madrasah dianggap selesai dan telah dirumuskan berbagai persiapan untuk aktifitas belajar-mengajar, maka Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mengajukan sebuah permohonan pendirian madrasah kepada pemerintah Hindia Belanda Kontrober Oost Lombok di Selong Lombok Timur. Kemudian pemerintah Belanda memberikan surat izin akte pendirin madrasah tersebut pada tanggal 17 Agustus 1936 M. 

Selanjutnya selang satu tahun berikutnya, yakni pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H, yang bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 1937 madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah lslamiyah [NWDI] diresmikan. Bagi Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tanggal 17 Agustus 1936 di atas memiliki makna signifikan dan monumental, karena 9 tahun kemudian, yakni tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Kondisi ini merupakan hikmah tersendiri dalam perjalanan sejarah Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiah.  

Madrasah Tsanawiyah di Komplek Yayasan Pendidikan Hamzanwadi (YPH)
Pancor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah lslamiyah selanjutnya terus mengalami kemajuan dan perkembangan sehingga oleh pendirinya pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H, bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 1937 M, dipandang sebagai momentum kemenangan moral perjuangan menegakkan syiar Islam. 

Sehingga saat itu dan setiap tahunnya diperingati sebagai hari ulang tahun berdirinya madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah yang kemudian populer disebut dengan HULTAH NWDI. Berdirinya madrasah NWDI di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1937, mencatat sejarah baru dalam perkembangan pendidikan Islam di Nusa Tenggara Barat. 

Paling tidak dengan penerapan sistem klasikal dan klasifikasi siswa berdasarkan tingkatan, maka orang mulai mengenal pendidikan Islam dengan sistem klasikal dan berjenjang, sebagaimana pendidikan umum, seperti Sekolah Rakyat, atau sekolah-sekolah yang didirikan pada masa kolonial. Atas dasar inilah, madrasah ini dipandang sebagai pelopor pendidikan Islam modern di Nusa Tenggara Barat.

*Informasi didapatkan dari blog putraabulung berjudul Syaikh Zainuddin bin Abdul Majid (Sumbawa)

No comments:

Post a Comment