Sejarah Pemakaman Kesultanan Kadriah Pontianak, Batu Layang edisi Ziarah WaliyuaAllah Kalimantan Barat

Gapura Pintu Masuk Makam Kesultanan Pontianak

Pontianak adalah kota yang terkenal dengan sebutan kota katulistiwa. Kota multi etnis dengan penduduk asli yang beragam yaitu suku Dayak, Melayu dan Tionghoa. Kota Pontianak saat ini ramai dikunjungi wisatawan dan pedagang, dilihat dari  disediakannya 5x penerbangan untuk rute penerbangan dari Jakarta ke Pontianak. Sejarah kota Pontianak berawal dari jasa seorang wali Allah yang bernama, Syarif Abdurrahman Alkadrie.  Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah waliyuallah yang membuka kota Pontianak dan menjadikan Pontianak sebagai  kota pelabuhan dan perdagangan. 

14 Rajab 1185 H atau 23 Oktober 1771, Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka pertama kota Pontianak. Rombongan waliyuallah Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga sungai yaitu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas. Syarif Abdurrahman Alkadrie kemudian mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Pada Bulan Syaban di tahun 1185 H, tahun yang sama dengan dibukanya kota Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie, dinobatkan sebagai Sultan pertama Kerajaan Pontianak.


Makam Sultan Kadriyah pertama, Syarif Abdurrahman Alkadrie

Pentingnya peran Syarif Abdurrahman Alkadrie di kota Pontianak ini, membuat penulis merasa wajib untuk mengunjungi makam Beliau di kawasan Batu Layang yang letaknya berdekatan dengan tugu katulistiwa (15 menit berkendaraan). Bangunan megah yang berada di kawasan Batu Layang adalah kompleks pemakan sultan dan keluarganya dari kesultanan Kadriah. Terdapat makam dari Sultan Kadriah pertama yaitu, Syarif Abdurrahman Alkadrie, pembuka kota Pontianak hingga sultan terakhir Sultan Hamid II Alkadrie, perancang lambang negara Indonesia (Garuda Pancasila). 

Sejarah Batu Layang, daerah tempat makam raja atau sultan Pontianak berkaitan erat dengan pembuka kota Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie. Kawasan Batu Layang ditemukan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie dalam perjalanan membuka  Kota Pontianak. Syarif Abdurrahman Alkadrie hijrah dari Kerajaan Mempawah beserta saudara-saudaranya untuk mencari tempat bermukim yang baru. 

Makam pembuka kota Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie

Berangkat pada pukul 14.00, Jumat, 9 Rajab tahun 1185H atau 1771M, setelah sembahyang Jumat dengan dua kapal besar dan 14 kapal kecil beserta awak kapal lengkap dengan peralatan tidur, makanan dan minuman untuk dua bulan serta lengkap dengan senjata dan meriam. Awak kapal cukup banyak terdiri dari pengikut setia dan orang-orang Benggali yang berasal dari kapal-kapal Perancis yang dikalahkan Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Setelah empat hari perjalanan sampailah rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie ke sebuah pulau kecil yang dinamai Batu Layang yang terletak 15 km dari muara Sungai Kapuas atau 5 km dari kota Pontianak. Tempat inilah yang kemudian menjadi tempat pemakaman resmi keluarga Kesultanan Kadriah hinga sekarang.


Source : www.kesultanankadriah.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment